Sabtu, 05 Januari 2013

INGIN MENJADI TNI AU






Ingin menjadi TNI AU adalah cita - cita saya dari kecil.Setelah saya lulus dari SMK saya langsung  mengambil formulir untuk menjadi TNI AU.Akan tetapi saya membatalkan menjadi TNI AU di karenakan tidak ada dukungan dari orang tua disekitar saya,karena ibu saya berada di negeri seberang,dan saya tidak tau di mana ayah saya berada, karena dari ibu saya mengandung sampai saya di lahirkan ibu saya sudah ditinggal pergi oleh ayah saya.


Setelah saya membatalkan niat saya menjadi TNI AU saya melamar kerja di PT.KARET DELI MEDAN,pada akhirnya saya mendapat panggilan dari PT.KARET DELI MEDAN untuk di interview.Hasilnya pun tidak mengecewakan,artinya saya di terima bekerja.Berselang 1 tahun saya bekerja saya di angkat menjadi karyawan tetap di PT tersebut, sungguh gembira hati saya di angkat menjadi karyawan,karena di zaman sekarang system bekerjanya melaikan teken kontrak dan hanya PT KARET DELI yang berada di medan  yang berani mengangkat para buruhnya menjadi karyawan tetap.


Dua tahun lebih saya bekerja,saya masih tinggal bersama nenek dan kaka saya dbilik yang tak seberapa indah itu.Semenjak saya selesai sekolah ibu yang saat ini masih di negeri seberang dan tidak pernah mengirim uang buat saya lagi,karena kata ibu saya kamu sudah bekerja dan harus hidup mandiri.Tiga tahun sudah saya bekerja,secara tiba – tiba bibi saya yang berada di Jakarta menghubungi saya lewat via telepon,saya pun diam sejenak,karena ada angin apa bibi saya menghubungi saya,tidak taunya bibi saya itu menawarkan saya untuk kuliah di Jakarta.saya  terkejut mendengar bibi saya menawarkan saya kuliah,saya menjawab, apakah bibi serius ingin mengkuliakan saya,jawab bibi saya,ia bibi serius mengkuliahkan kamu, dalam hati saya berbicara,ya allah Rezeki apa lagi ini yang egkau berikan,langsung dengan sigap saya menjawab, saya mau kulia di Jakarta bibi.


Setelah saya menerima tawaran dari bibi saya,saya segera mengurus pengunduran diri saya di PT. KARET DELI MEDAN,dan pada akhirnya pengunduran diri saya berjalan dengan lancar,dan 

IBU





Saat berada diruang tunggu bandara, saya bertemu dengan seorang pemuda yang berumuran dengan saya. Singkat cerita kamipun berkenalan dan pemuda itu bertanya kepada saya, “Apa kamu masih mempunyai ibu?”. Saya sempat terkejut dengan pertanyaan itu dan saya pun menjawab “ya, saya masih mempunyai ibu”. Lalu pemuda tersebut berkata sambil menundukkan kepalanya “bersyukurlah kamu masih mempunyai ibu yang sering memarahimu, menasehatimu, dan khawatir ketika kamu pulang terlambat”.  Saya pun bertanya “kalau boleh saya tahu ibu anda dimana ya?”, pemuda tersebutpun menjawab “ibu saya sudah berada di surga, ketika beliau hidup saya sering jengkel karena dimarahi setiap hari tanpa saya tahu ibu saya mamarahi saya dengan niat baik, begitupun ketika saya sakit beliaulah yang paling cepat menyembuhkan saya, tapi sekarang beliau sudah tidak ada dan saya sangat merindukan beliau”.

Hati saya sungguh tersentuh mendengarnya… dan sayapun langsung menelfon ibu dikampung, ketika ibu mengangkat telfon saya hal pertama saya dengar adalah “apa kabar nak? Apa kamu sudah makan nak?”. Masya ALLAH saya beruntung mempunyai ibu yang masih mengkhawatirkan diri saya, Alhamdulillah ya ALLAH.

BERHASIL, GAGAL DAN TAKDIR




Seorang sahabat berkata kepada saya, “Jika ingin melakukan sesuatu maka pilihlah untuk maju dan mencoba, karena kamu akan mendapat dua kemungkinan, yaitu BERHASIL atau GAGAL, jika kamu memilih mundur atau tidak mencoba maka kamu akan hanya mendapat satu kemungkinan yaitu GAGAL”. Memang sering saya mendengar sebuah kata ‘keberuntungan’ yang selalu dijadikan alasan bagi orang yang merasa kurang beruntung. Perlu kita tanamkan dalam benak kita bahwa keberuntungan itu bukan suatu kebetulan, melainkan suatu yang bisa kita usahakan. Bukankah sering kita dengar bahwa Tuhan itu tidak akan mengubah keadaan kita, kecuali kita yang merubahnya. Ini berarti, kita punya peranan yang sangat besar dalam kehidupan kita, kita jangan selalu menyalahkan Takdir, apalagi menyalahkan Tuhan. Takdir memang tidak bisa dirubah, Karena takdir adalah suatu hasil dari apa yang sebelumnya kita kerjakan atau kita upayakan.

Yang kita alami saat ini adalah yang kita lakukan dimasa lalu, yang kita alami dimasa mendatang adalah yang kita lakukan saat ini. Pernah sahabat saya berkata, ‘masa depan itu misteri, tetapi kita bisa mengintip masa depan itu dari apa yang kita lakukan saat ini.Ingat, kehidupan kita bagaikan roda yang berputar, terkdang kita diatas terkadang pula kita dibawah. Yang perlu kita lakukan adalah terus berusaha, keep moving, keep fighting, and keep praying. 

JALANI SAJA





Perjalanan hidup memang tidak mudah, segala masalah selalu menghampiri kita. Banyak orang yang tidak mau menyelesaikan masalahnya dengan baik, lari dari masalah, melampiaskan masalahnya dengan berbagai hal, seperti Narkoba, minum-minuman keras, membunuh dan lain-lain.Banyak orang cerdas di dunia ini, namun kecerdasan itu terkadang tidak di gunakan untuk kebaikan sesama, orang cerdas terkadang malah merugikan orang lain.

 Aku pernah menghadapi masalah yang bagi aku itu masalah yang serius, yaitu masalah keluarga. ketika itu keadaan kami hidup harmonis, tetapi kehidupan itu tidak berujung lama, karena terjadi konflik besar dalam keluarga. Semuanya menjadi kacau. Orang-orang yang biasa ramai dalam rumah, penuh canda tawa, sekarang menjadi tegang. mereka pada lari dari rumah, sempat terlintas dalam pikiran, bahwa aku juga ingin lari dari rumah, dan ingin rasanya bunuh diri, karna semua keluarga aku tidak ada yang ingin berbaikan lagi.Karena aku tidak ingin hidup penuh dengan dendam. akhirnya aku mencoba bertahan dalam situasi yang sulit, dan aku terus berdoa. satu tahun lamanya mereka sudah mulai mendekat kembali ke rumah lagi. hati aku sangat senang. Hikmah yang aku dapat ialah, bahwa jangan cepat lari dari masalah hidup, penyelesaian masalah tidak gampang, jadi bersabarlah dan teruslah berdoa. lari tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah.

BERMIMPILAH DAN KEJARLAH




            Dulu, ibuku pernah berkata seperti ini : “juwi, kuliah itu biayanya mahal sekali tapi semahal apapun ibu akan berusaha keras supaya juwi bisa kuliah, ibu mau semua anak-anak umi kuliah dan jadi orang sukses” kalimat itu terngiang ngiang di kepalaku, maka aku yang masih kecil itu pun mengambil sebuah kaleng bekas susu di dapur, lalu membuat lubang kecil di atasnya untuk memasukkan uang. yap, aku membuat sebuah celengan. hari demi hari kulewati, ku ingat hari-hari itu kusisihkan uang jajanku dan ku simpan dalam kaleng susuku. mulai dari recehan hingga uang kertas.

Setiap kali jumlah uang sudah mencapai pertengahan kaleng susu, aku selalu menghitungnya, sudah sampai mana aku menabung. Tapi, setiap kali uang yang kupunya sudah cukup banyak, ibuku selalu meminta uang tabunganku untuk membeli sayur dan bahan makanan lainnya di rumah. sungguh, waktu itu aku cukup kesal dengan ibuku, bagaimana aku bisa kuliah kalau uangnya di ambil ibu terus? pikirku saat itu. Tapi setiap kali ibuku meminta uang, aku selalu memberikannya, aku tak bisa menolak. Karena aku pun tahu bahwa ketika ibuku meminta uang tabunganku, tandanya ibuku tidak punya uang sama sekali. hanya itu yang aku pikirkan dan aku lakukan waktu kecil hingga waktu terus bergulir sampai akhirnya bibikulah yang menolongku untuk berkuliah. Alhamdulillah, sungguh aku berterima kasih padaMu ya Allah. dan aku tersadar, bahwa tabunganku yang sebenarnya bukanlah tabungan yang ada di kaleng susuku, tapi tabungan yang ada di sisi Allah ketika aku ikhlas memberikan seluruh tabunganku pada ibuku. Bibiku dengan ikhlas pun membiayai kuliah ku, disitulah kuncinya. luar biasa ya, Allah memang tidak pernah lupa dari hamba-hambaNya.

MANFAAT TERSENYUM





Kadang saya berfikir, kenapa orang sangat susah sekali untuk mengeluarkan senyumannya kepada orang lain baik itu dijalan atau di lingkungan sekitar. Padahal senyum adalah ibadah, menjalani segala sesuatu dengan senyum selain bermanfaat baik untuk hubungan dengan sekitar, karena senyum adalah jarak terdekat antara dua manusia. Pernah suatu hari saya menunggu antrian tiket bus pulang ke kos an saya tersenyum pada salah seorang wanita yang duduk disamping saya, tetapi wanita tersebut tidak membalas senyuman saya. Saya hanya bisa terdiam dan berpikir apakah senyum itu berat bagi orang tersebut.

Padahal yang saya tahu senyum banyak manfaatnya salah satunya senyum membuat kita lebih menarik, orang yang suka tersenyum membuat perasaan orang disekitarnya menjadi lebih nyaman dan senang sedangkan orang yang selalu cemberut membuat orang disekeliling tidak nyaman. Selain itu senyum juga dapat membuat orang berpikir positif, coba lakukan ini pikirkan hal buruk sambil tersenyum, pasti susah. Penyebabbnya, ketika anda tersenyum tubuh mengirim sinyal “hidup adalah baik” sehingga saat tersenyum tubuh menerimanya sebgaai anugerah. TERSENYUMLAH MAKA DUNIA AKAN LEBIH BAIK. 

JILBAB




Bersukurlah para wanita dengan bebas dan mudah bisa mengenakan jilbab dengan didukung orang tuanya. Diluar sana ternyata masih ada yang berjuang keras demi keinginan untuk mengenakan jilbab. Seperti yang dialami temanku, disaat hatinya terpanggil untuk mengenakan jilbab, justru mendapatkan penolakan keras dari orang tuanya. Namun dengan kesungguhan hatinya ia tetap bertekad merubah penampilannya dengan mengenakan jilbab. Sampai suatu hari ayahnya marah dan berkata “ Nanda, kamu akan memakai jilbab jika suatu hari kamu mendapat musibah!!”.

“ALLAH maha pendengar” itulah yang seharusnya menjadi acuan dalam kehidupan kita. Pada saat sekolah kami mengadakan pesta perpisahan di sekolah, saya mendapat kabar bahwa teman wanita saya bernama nanda terkena penyakit kanker otak stadium 2 dan harus mencukur semua kepalanya untuk menjalani kemoterapi. Ketika saya menjenguknya dia tersenyum girang dan berkata kepada saya “Alhamdulillah akhirnya saya memakai jilbab..” . ya ALLAH sungguh hati saya sedih melihat perjuangan teman saya untuk memakai jibab. Semoga menjadi pelajaran bagi kita dalam berucap setiap kata. 

20 Tahun Tanpa seorang ayah Part III


20 Tahun Tanpa seorang ayah Part III




Tiga tahun berlalu saya sudah menduduki kelas 4 SD di tahun 1999. Sampai detik ini saya masih di anggap anak yatim di lingkungan saya atau di lingkungan sekolah. Semenjak zaman kirisis moneter ekonomi keluarga saya sudah mulai menipis,dan ibu saya sudah 3 minggu tidak bekerja lagi, sebelumnya ibu saya bekerja di sebuah perusahaan kecil dibidang furniture jati. Selama 3 minggu ibu tidak bekerja yang mencari nafkah adalah kakek saya, kakek saya bekerja sebagai tukang pangkas/cukur rambut, penghasilan kakek saya perharinya tidak menentu karena tidak setiap hari ada pelanggan yang datang. Semenjak itu saya memutuskan untuk bekerja mendagangkan kue yang di buat tetangga saya karena saya ingin membantu orang tua saya mencari nafkah, keesokan harinya pukul 05.00 pagi saya sudah mulai bangun untuk mendagangkan kue.
.
Di hari pertama saya berjualan, saya membawah kue sebanyak 80 buah kue.,pukul 05.15 saya mulai berjalan sambil mengeluarkan nada keras seperti kue..e kue.. kue. Alhamdulilah pelanggan pertama saya adalah temen sekolah saya sendiri.,Temen saya itu Nampak terkejut melihat saya  berjualan kue, temen saya bertanya, juwi sejak kapan kamu berjualan kue, dan saya menjawab sejak hari ini, dan si teman saya hanya terdiam mendengarkan jawaban saya. Dan teman saya membeli kue yang saya dagangkan  sebanyak 5 potong  kue lapis, 5 potong kue lapis di tahun 1999 di kenakan harga sebesar Rp.1000. Jadi harga 1 potong kue lapis adalah Rp 200. Pada pukul 07.00 pagi kue dagangan saya habis terjual, hati saya sangat gembira sekali karena dagangan kue saya habis terjual. Dan saya pun langsung pulang kerumah tetangga saya untuk menyetorkan hasil dangangan saya barusan.Dan saya di beri upah sebesar Rp.3000 dan 2 potong kue. Dalam hati saya , saya sangat senang sekali kerena mendapatkan upah yang cukup untuk membantu ibu saya yang sudah tidak bekerja lagi, dan saya tidak lupa mengucapkan terimah kasih  banyak kepada tetangga saya yang sudah memberi saya rezeki pada pagi ini, Dan saya pun bergegas pulang ke rumah sambil berlari, setelah sampai depan pintu rumah teryata ibu saya sudah menanti kepulangan saya,Ibu pun bertanya kepada saya, bagaimana tadi jualannya,saya menjawab, alhamdulilah habis semuanya bu, ini upahnya ibu sebesar Rp.3000, ibu pun berkata alhamdulilah ya Allah, dan ibu pun mengambil upah yang saya berikan untuk di pergunakan dalam kebutuhan hidup sehari – hari.Dan pada akhirnya ibu saya menyuruh saya istirahat karena nanti siang saya akan bersekolah pada pukul 13.00 siang.