Dulu, ibuku pernah berkata seperti ini : “juwi, kuliah
itu biayanya mahal sekali tapi semahal apapun ibu akan berusaha keras supaya
juwi bisa kuliah, ibu mau semua anak-anak umi kuliah dan jadi orang sukses”
kalimat itu terngiang ngiang di kepalaku, maka aku yang masih kecil itu pun
mengambil sebuah kaleng bekas susu di dapur, lalu membuat lubang kecil di
atasnya untuk memasukkan uang. yap, aku membuat sebuah celengan. hari demi hari
kulewati, ku ingat hari-hari itu kusisihkan uang jajanku dan ku simpan dalam
kaleng susuku. mulai dari recehan hingga uang kertas.
Setiap
kali jumlah uang sudah mencapai pertengahan kaleng susu, aku selalu
menghitungnya, sudah sampai mana aku menabung. Tapi, setiap kali uang yang
kupunya sudah cukup banyak, ibuku selalu meminta uang tabunganku untuk membeli
sayur dan bahan makanan lainnya di rumah. sungguh, waktu itu aku cukup kesal
dengan ibuku, bagaimana aku bisa kuliah kalau uangnya di ambil ibu terus?
pikirku saat itu. Tapi setiap kali ibuku meminta uang, aku selalu
memberikannya, aku tak bisa menolak. Karena aku pun tahu bahwa ketika ibuku
meminta uang tabunganku, tandanya ibuku tidak punya uang sama sekali. hanya itu
yang aku pikirkan dan aku lakukan waktu kecil hingga waktu terus bergulir
sampai akhirnya bibikulah yang menolongku untuk berkuliah. Alhamdulillah,
sungguh aku berterima kasih padaMu ya Allah. dan aku tersadar, bahwa tabunganku
yang sebenarnya bukanlah tabungan yang ada di kaleng susuku, tapi tabungan yang
ada di sisi Allah ketika aku ikhlas memberikan seluruh tabunganku pada ibuku. Bibiku
dengan ikhlas pun membiayai kuliah ku, disitulah kuncinya. luar biasa ya, Allah
memang tidak pernah lupa dari hamba-hambaNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar